KALI pertama saya bersentuhan dengan kampus sebagai dosen adalah menjadi asisten dosen Bapak Dadi Pakar (alm.). Beliau adalah salah seorang dosen yang sangat berpengaruh dalam karier saya, baik sebagai penulis maupun editor. Pak Dadi Pakar yang pernah menjabat sebagai ketua Ikapi Jabar mengajak saya kembali mengajar di almamater saya, Prodi D-3 Editing, Universitas Padjadjaran.
Itu terjadi sekira tahun 2000-an. Sejak itu, saya rutin mengajar di D-3 Editing Unpad hingga akhirnya menjadi dosen luar biasa. Lalu, saya juga diminta mengajar di Politeknik Negeri Jakarta, Jurusan Penerbitan serta di Politeknik Negeri Media Kreatif, Jurusan Penerbitan. Namun, kadang saya merasa bersalah karena tidak cukup optimal mengajar di tengah pekerjaan saya sebagai profesional di perusahaan.
Tahun 2010 saya harus hijrah ke Solo sehingga saya menghentikan sama sekali aktivitas mengajar di kampus. Sejak itu sering terbetik kerinduan kembali ke kampus dan berinteraksi dengan kaum muda bernama mahasiswa.
Mengajar (bagi saya) bukan untuk mengejar asupan finansial, melainkan asupan pengetahuan-pengetahuan baru karena lewat mengajarlah saya dipaksa untuk menemukan jawaban dari berbagai persoalan yang saya temukan secara akademis–tentu saja di dunia penulisan dan penerbitan. Saya harus terus memperbarui pengetahuan saya, berkejaran dengan kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat.
Kini, setelah tujuh tahun meninggalkan dunia kampus, saya kembali mengajar di Politeknik Negeri Media Kreatif, Jurusan Penerbitan, Prodi Penerbitan, pada September 2017 ini. Mata kuliah penyuntingan menjadi amanah pertama yang menandai kembalinya saya ke kampus. Mata kuliah itu juga jelas menjadi trade mark diri saya.
Panggilan jiwa yang saya temukan pada tahun-tahun terakhir ini memang mengajar. Karena itu, lewat Penpro dan Institut Penulis Indonesia, saya memelopori disusunnya Standar Kompetensi Kerja Khusus (SK3) Penulis Buku Nonfiksi sehingga menjadi dasar dibentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Penulis dan Editor Profesional. Lembaga ini masih erat kaitannya dengan pendidikan.
Perjuangan memang belum selesai, apalagi perjuangan melahirkan SDM-SDM industri penerbitan yang andal. Saya ingin punya andil meskipun hanya seujung kuku.[]