Kontra (Nilai) Antikorupsi

Di tengah hiruk pikuk demo anti-kenaikan BBM, saya berkutat dengan tugas tim menyusun bahan ajar pendidikan anti-korupsi (PAK) di Puskurbuk. Tidak gampang memulai tugas ini sambil pikiran menerawang tentang karut marut di negeri ini. Bagaimana kabar terbitnya buku-buku KPK yang memuat pendidikan antikorupsi? Bagaimana kabar kantin kejujuran yang didanai pemerintah itu?

Ini kali kedua saya terlibat dalam menyelia penerbitan buku tentang korupsi. Pertama, saya sempat memberikan training penulisan buku untuk para fasilitator KPK. Ada rencana mengembangkan buku-buku nonfiksi kategori ilmiah populer sebagai bahan pelatihan fasilitator menanamkan konsep integritas kepada masyarakat.

Bagaimana mendesain pendidikan dengan maksud pencegahan korupsi ini? Saya tidak berkaitan dengan mendesain pola pendidikannya. Apa yang saya usahakan adalah mendesain bahan ajarnya berupa modul. Perlu ditemukan formula yang tidak dengan gaya menggurui atau galibnya menyuruh anak menjadi jujur, bertanggung jawab, dan disiplin segampang menyuruh mereka makan. Ya meskipun kita yakin nilai-nilai harus ditanamkan sejak usia dini. Namun, metode penanaman pun harus rancak dirancang agar bahan ajar tidak menjadi kontraproduktif dengan maksud dan tujuan mulia ini.

KPK dan Kemendikbud memeras nilai-nilai positif yang harus dikembangkan menjadi nilai-nilai anti-korupsi. Ada NILAI INTI, yaitu jujur, disiplin, dan tanggung jawab. NILAI ETOS KERJA, yaitu kerja keras, sederhana, dan mandiri. NILAI SIKAP, yaitu adil, berani, peduli.

Apa yang saya pikirkan kemudian? Saya memikirkan nilai atau karakter kontra dari 9 nilai itu. Hehehe ini menjadi pekerjaan sedikit berbau bahasa dan saya memerlukan tesaurus untuk melacak lawan kata nilai-nilai itu. Karena itu, jadilah draft awal seperti berikut:

  • Jujur x Bohong/Dusta
  • Disiplin x Tidak Tertib/Sembrono
  • Tanggung Jawab x Abai/Ingkar
  • Kerja Keras x Malas
  • Sederhana x Mewah & Boros
  • Mandiri x Bergantung (Lemah)
  • Adil x Berpihak
  • Berani x Takut
  • Peduli x Apatis

Saya memerlukan kata-kata atau nilai-nilai kontra ini untuk menyusun desain modul pembelajaran yang kontekstual. Modul harus menyajikan data dan fakta sehingga kemudian menjadi dorongan untuk mengembangkan sikap antikorupsi dan antigratifikasi (antisuap). Akan lebih menarik kalau kata-kata tadi pun kita kembangkan dengan mencari bentuk ungkapan (idiomnya) dalam bahasa Indonesia, misalnya untuk menyatakan berpihak, ada ungkapan berat sebelah atau malas dapat dipadankan dengan berat tangan.

Namun, modul pembelajaran PAK ini memang bukan mengembangkan pelajaran bahasa Indonesia, justru harus mengintegrasikan seluruh mata pelajaran dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang relevan. Di satu sisi, modul jangan sampai pula menjadi materi buku teks yang sekadar dipindahkan sehingga siswa merasakan ini adalah sebuah mata pelajaran baru. Tidak terbayangkan jika kemudian ada tes mata pelajaran antikorupsi.

Memandang usaha seperti ini boleh mungkin sebagian orang apriori mengingat sudah berurat akarnya korupsi di negeri ini. Boleh juga lahir sikap pesimistik bahwa pembelajaran tersebut akan sia-sia–terutama jika menghubungkannya dengan para pengajar sendiri (guru) yang juga harus bebas dari tindak korupsi. Teladan menjadi kata yang cukup untuk menunjukkan efektivitas pendidikan antikorupsi.

Walaupun demikian, saya pribadi menganggap usaha ini tetaplah penting seperti juga dilakukan di negara-negara lain. Penanaman nilai-nilai ataupun perlawanan lewat teks-teks yang bernas perlu dihidupkan dan digiatkan. Namun, tentunya desain teks-teks berupa bahan ajar itu pun tidaklah boleh sembarang, terlalu teknikal sehingga membosankan atau malah membingungkan, serta juga harus berempati terhadap pembaca sasaran (pengguna dan pembaca) bahan ajar tersebut.

Ini salah satu tantangan bagi saya sebagai writerpreneur untuk memulai tugas berbau kepentingan bangsa dan negara. Saya menikmatinya meski  dalam perjalanan pulang dengan taksi melewati kemacetan Jakarta tetaplah terbayang karut marut negeri ini.

 

: catatan kreativitas Bambang Trim

komporis buku Indonesia

 

 

6 thoughts on “Kontra (Nilai) Antikorupsi”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *