Bambangtrim.com | Ketika saya memutuskan secara penuh melakoni pekerjaan sebagai penulis jasa maka tidak dihindarkan saya lebih banyak menulis untuk orang lain atau untuk suatu lembaga/institusi. Saya menulis berdasarkan pesanan, bahkan juga gagasan dari pihak lain.
Saya menikmatinya karena menulis adalah sebuah tantangan yang harus ditaklukkan. Betapa lega dan rasa puas tidak terhingga ketika tantangan menulis buku dapat diselesaikan. Namun, sangatlah berbeda kelegaan dan kepuasan andai itu adalah buku saya sendiri.
Buku sendiri yang saya tuntaskan terakhir adalah buku 200+ Solusi Editing setebal lebih dari 350 halaman. Lalu, saya mulai membuat buku digital dalam format mini yang saya sebut budimi (buku digital mini).
Sampai kemudian setelah lebaran 2016, ada momentum yang menyadarkan saya untuk kembali dan menggeser sedikit haluan hidup saya. Ada desakan bagi saya untuk kembali turun gunung menulis buku lebih serius dengan pengalaman saya lebih dari dua puluh tahun bergulat di dalamnya.
Dari sekian gagasan, buku terpilih yang akan saya garap dengan serius pertama adalah bertopik Rezeki. Mengapa rezeki? Apakah saya ingin ikut-ikutan menulis buku serupa yang kemudian best seller? Boleh iya, boleh tidak–sesuai dengan anggapan banyak orang mungkin ya.
Namun, pergulatan menjalani karier saya, berkeluarga, serta mengalami pasang surut dalam kehidupan itulah yang lebih menggumpalkan semangat saya menulis buku tentang rezeki ini, ditambah juga bersua dengan banyak guru kehidupan. Saya juga membaca banyak buku sebagian dari pekerjaan saya. Banyaknya masukan itu terus menggumpal dan memformat pikiran saya tentang rezeki yang memang selalu menjadi topik bahasan dalam hidup kita.
Alhasil, buku Rezeki Saya Dipatuk Ayam pun tercipta karena semata-mata saya ditantang dan disadarkan oleh seseorang yang juga menjadi guru saya. Tidak untuk mengharapkannya menjadi best seller atau sesuatu yang melambungkan diri saya, tetapi lebih pada aktualisasi diri yang sudah lama tidak dilakukan yaitu menulis buku sendiri.
Saya sudah menemukan apa sebenarnya yang saya tuju dalam hidup ini setelah sekian tahun dengan dinamikanya beralih dari satu tempat ke tempat lain. Saya juga menemukan apa yang menjadi visi dan misi saya sejatinya. Karena itu, saya memulainya dari buku ini.
Terbit akhir 2016.