Travel Writing: Kolam Arus Terpanjang Ya di Samarinda!

Pekerjaan sebagai writerpreneur kadang membawa saya mengunjungi banyak tempat di Indonesia. Biasanya untuk kepentingan mewawancari narasumber, sekaligus mencari informasi lebih banyak tentang suatu daerah. Pada penghujung 2014 ini, kembali saya harus berplesiran ke Indonesia Timur, tepatnya di kota Samarinda di Kalimantan Timur.

Tiba sore hari di Bandara Sepinggan, Balikpapan, yang megah dan baru diresmikan itu, saya langsung menumpang mobil travel Kangaroo menuju Samarinda. Perjalanan menjelang maghrib dari Balikpapan ke Samarinda itu ditempuh dalam tiga jam. Di pool Kangaroo sudah ada Pak Agus yang menjemput dan membawa saya ke Hotel Mesra di Jalan Pahlawan No. 1. Tak banyak yang bisa saya nikmati malam itu, kecuali makan malam dengan menu ikan bakar dan langsung masuk hotel untuk beristirahat.

Pagi hari saya baru dapat menikmati pemandangan dari lantai 6 Hotel Mesra dengan level bintang lima. Tampak rerimbunan pohon, kolam renang yang masih sepi, serta areal parkir dengan mobil-mobil rapi berjejer. Turun ke lobi, pandangan saya sempat terpaku pada poster Jungle Water World (JWW) di dalam lift dan di teras lobi. Awalnya saya kira lokasi wisata air itu terdapat di sekitar hotel. Ternyata itu adalah salah satu objek wisata baru di Samarinda yang dikelola Pak Yusan Triananda, putra dari Bapak H.M. Rusli, pemilik Hotel Mesra yang kondang di Samarinda. Memang informasi untuk sampai ke JWW bisa didapatkan di Hotel Mesra, termasuk pendaftarannya, apalagi jika hendak pergi berombongan.

Pemandangan dari lantai 6 Hotel Mesra.
Pemandangan dari lantai 6 Hotel Mesra.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Terdorong rasa ingin tahu tentang tempat wisata air itu, saya malah diajak ke sana pada liburan Natal 25/12. Nah, ini kesempatan untuk melihat langsung Jungle Water World yang terdapat di Jalan Poros Samarinda-Bontang Km. 24, tepatnya di daerah Sei Siring, Guntung Lai. Perjalanan dengan mobil dari pusat kota Samarinda memakan waktu sekitar 30 menit dengan jalan beraspal mulus—tentu jika tidak dibumbui dengan macet yang juga sudah mulai melanda Samarinda. Kami pun memasuki kawasan yang dipenuhi dengan pepohonan di kanan kiri jalan.

Pukul 15.00 berangkat dari hotel, lebih kurang pukul 15.30 saya tiba bersama dengan pendamping saya selama di Samarinda, Pak Agus. Di kanan jalan ada gapura megah yang juga menjadi jalan masuk ke Nurussalam Memorial Park. JWW hanya berjarak kurang lebih 50 meter dari gapura. Setelah memarkir mobil, kami langsung ke pendopo sebagai pintu masuk yang juga berfungsi sebagai restoran. Tampak ramainya pengunjung pada hari libur itu. Lalu, saya dikenalkan dengan Mas Hendro, sang manajer JWW. Ia pun menawarkan saya untuk berkeliling melihat-lihat.

Gapura di depan pintu masuk menuju JWW
Gapura di depan pintu masuk menuju JWW yang masih satu kawasan dengan Nurussalam Memorial Park.
Mas Hendro asal Surabaya, manajer JWW
Mas Hendro asal Surabaya, manajer JWW

Kami mulai menaiki jalan setapak dan ada kesan teduh karena tempat ini dinaungi pepohonan kebun yang menjulang tinggi. Tekstur tanah memang berbukit-bukit sehingga lumayan sekaligus untuk berolahraga.

“Berapa kunjungan hari ini, Mas?” tanya saya.

“Sekitar 600 orang, Pak?”

“Sampai jam berapa bukanya?”

“Jam lima sore, Pak.”

Jadi, JWW yang baru diresmikan sekitar dua bulan itu memang hanya buka pada akhir pekan atau hari libur. Kunjungan pada akhir pekan bisa mencapi 500 orang per hari. Dengan harga tiket masuk Rp60.000,00 per orang, bahkan ada potongan setengah harga untuk anak balita dan manula, pengunjung sudah bisa menikmati berenang di empat kolam air. Tampaknya JWW sudah menjadi alternatif wisata bagi warga Samarinda dan sekitarnya. Terbukti pada hari libur, kawasan wisata ini dipenuhi pengunjung.

Poster Promosi JWW
Poster Promosi JWW

Yang paling unik ada “wadah behanyut” yang berarti kolam arus berupa kolam terusan berkelok dan disebut-sebut salah satu yang terpanjang di Indonesia. Panjangnya lebih dari 400 meter. Bayangkan Anda meluncur pada arus dengan panjang 400 meter! Sewaktu berkunjung dan melihat langsung fasilitas ini, tampak beberapa pengunjung mencobanya meluncur dengan ban.

Wadah Bahanyut sepanjang 400 meter yang pantas dicoba.
Wadah Behanyut sepanjang 400 meter yang pantas dicoba. (Sumber: Facebook JWW Samarinda)

Saya dan Mas Hendro memulai perjalanan dari kolam pertama yang merupakan kolam berendam paling bawah, lalu naik ke atas ada kolam berendam kedua. Pengunjung dapat meluncur dari luncuran beton hingga berhenti di kolam atas pertama dan lalu dilanjutkan ke kolam bawah. Tentu meluncur dari atas menjadi pengalaman yang tidak boleh dilewatkan. Jangan khawatir, tinggi kolam berendam atas hanya 50 cm sehingga aman untuk pengunjung yang tidak bisa berenang sekalipun. Adapun kolam bawah agak dalam dengan ketinggian air 1,2 meter. Namun, penjaga keamanan selalu siap sedia di area kolam.

Wadah barendam paling bawah yang bisa juga digunakan untuk anak-anak.
Wadah Berandam (kolam berendam) paling bawah yang bisa juga digunakan untuk anak-anak.
Wadah barendam (kolam berendam) paling bawah.
Wadah Berandam (kolam berendam) kedua.
Rindangnya pepohonan membuat betah berlama-lama di kolam rendam.
Rindangnya pepohonan yang memayungi membuat betah berlama-lama di kolam berendam.

Bagaimana dengan anak-anak? Ada kolam khusus yang disediakan untuk anak-anak di sisi kanan berdekatan dengan tempat kolam arus berada. Anak-anak juga bisa menikmati sensai bermain air di sini.

Wadah bakucak, kolam air untuk anak-anak.
Wadah Bekucak, kolam air sekaligus tempat bermain untuk anak-anak.

Dari mana air kolam ini didapat? Ternyata ada danau yang dibuat untuk menampung air hujan, lalu air tersebut diproses untuk dibersihkan. Alhasil, ada manfaat lain dari danau penampung ini yaitu mencegah banjir yang biasa terjadi menggenangi wilayah penduduk setempat. Area wisata ini pun menjadi perpaduan wisata alam asli dan buatan yaitu berupa kolam dan danau. Di danau buatan, pengunjung dapat pula menyewa sampan untuk menyusuri danau atau sepeda air.

Danau penampung air yang juga dimanfaatkan untuk sampan dan sepeda air.
Danau penampung air yang juga dimanfaatkan untuk sampan dan sepeda air.
Banyak momen dan tempat yang menarik untuk diabadikan.
Banyak momen dan tempat yang menarik untuk diabadikan dalam foto.
Tanda petunjuk tempat dalam bahasa Banjar.
Tanda petunjuk tempat dalam bahasa Banjar.

Informasi dari Mas Hendro di kawasan ini juga segera dibangun fasilitas untuk outbound. Jadi, lengkap sudah jika ingin merencanakan liburan ke Samarinda, JWW memang wajib jadi salah satu target kunjungan. Oh ya, di beberapa titik JWW ini juga tersedia gazebo yang disewakan bagi pengunjung yang ingin duduk menikmati pemandangan sekaligus makan bersama. Pengunjung memang dibebaskan untuk membawa makanan dari luar.

Namun, jika pengunjung memang tidak sengaja membawa makanan dari rumah, di pendopo pintu masuk ada resto yang menyediakan aneka makanan dan minuman dengan harga relatif murah.

Aneka makanan tersedia dengan harga terjangkau.
Aneka makanan tersedia dengan harga terjangkau. (Sumber: Facebook JWW Samarinda)
Ikut mejeng di depan pintu masuk JWW.
Ikut mejeng di depan pintu masuk JWW.

Sekitar 45 menit saya  menghabiskan waktu di JWW dan memang tidak sempat untuk ikut berendam menikmati sensasi menghanyutkan diri di kolam arus karena tidak ada persiapan berwisata air. Persiapan saya hanya menulis, hehehe. Namun, perlu juga sekali-sekali dicoba bawa laptop ke sini dan menulis, tetapi tentu harus ada fasilitas pendukung dan sangat mendukung yaitu colokan (steker listrik) dan wifi internet.

Jadi, apakah Anda kini di Samarinda atau akan ke Samarinda? Jangan lupa atau melewatkan masa untuk ke JWW. Di tempat ini elok juga mengadakan acara-acara seperti family gathering seperti yang saya lihat saat berkunjung, ada acara yang diselenggarakan JNE untuk karyawannya. Pokoknya, bakal menjadi momen tak terlupakan.

JWW
Aneka fasilitas wisata JWW (Sumber: Facebook Jungle Water World Samarinda)

 

©2014 oleh Bambang Trim

1 thought on “Travel Writing: Kolam Arus Terpanjang Ya di Samarinda!”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *