Muda, Bervisi, dan Menulis Buku

Sore tadi, Minggu, 25 Mei 2014, saya kedatangan tamu dari Jakarta. Seorang perempuan muda yang ditemani sang ibu beserta adik-adiknya. Niatnya cuma satu hendak membuat buku dan menemui saya untuk membantunya.

Saya pun meninjau naskah yang sudah dibuatnya. Sebuah faksi yang berkisah tentang perjalanannya meniti hidup sebagai remaja, lalu mandiri. Ia kini menjadi entrepreneur muda dan ingin berbagi motivasi dengan sesamanya.

Dalam perjalanan pulang saya berbincang dengan istri saya betapa kini anak-anak muda itu sudah berpikir buku untuk penjenamaan ‘branding‘ diri mereka sejak dini. Ini adalah sesuatu yang positif dampak dari kebangkitan kelas menengah baru Indonesia dan juga dampak dari derasnya informasi akibat teknologi internet.

Namun, satu yang masih kurang adalah minimnya informasi tentang bagaimana penerbitan itu sendiri, termasuk juga menulis buku secara lebih berdaya. Karena itu, saya antusias untuk membantu kaum-kaum muda seperti ini menerbitkan buku perdananya.

Pada dasarnya menulis buku memang tak mengenal usia, Tua-muda sama-sama punya potensi menerbitkan buku. Mereka yang tua bisa mengalirkan ilmu serta pengalamannya lebih luar biasa. Adapun mereka yang muda bisa mengalirkan pemikiran-pemikiran segar untuk sesamanya dan pada zamannya.

Kelas Menulis di TrimKom diikuti berbagai kalangan
Kelas Menulis di TrimKom diikuti berbagai kalangan

Itulah sebenarnya kehebatan menulis buku karena akan menaikkan derajat kefasihan seseorang. Namun, memang perlu juga bekal bagaimana menulis buku dengan baik dan benar serta efektif untuk menyasar pada pembaca sasaran yang pas.

Kini kepada kaum muda didengung-dengungkan pentingnya mereka memiliki visi dan kelak bisa menjadi entrepreneur.  Dan sangat penting juga bagi mereka untuk mencintai dan menebarkan benih buku-buku. Bayangkan jika sepuluh dan dua puluh tahun ke depan, generasi muda kita adalah generasi penggagas yang tidak hanya piawai dalam berbicara, tetapi juga menulis. Indonesia niscaya benar-benar menjadi negara berdaya.[BT]

4 thoughts on “Muda, Bervisi, dan Menulis Buku”

  1. Inspiratif sekali artikelnya guru. Saya setuju dengan penjenamaan “branding diri” melalui buku. Kalau ingin berbagi, dan bermanfaat, boleh tidak? 😀 Personal branding pun mengikuti…. Terima kasih postingan inspiratifnya 😀

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *