Ide yang Tak Pernah Berwujud

Berapa ide yang sudah Anda hasilkan dan hanya teronggok tak bergema di folder-folder hardisk Anda? Ide itu bisa disebut tema atau bahkan topik yang menunggu untuk dikembangkan, setelah itu dieksekusi ….

Alasan klise: Anda adalah pabrik ide, tetapi Anda tidak pernah punya waktu untuk mengembangkannya dan menuliskannya menjadi tulisan utuh. Alasan lain, Anda memang tidak tahu harus mulai dari mana. Ide itu datang begitu saja. Setelah diikat malah Anda abaikan hingga menjadi tahanan tanpa pengadilan.

img_2534

Sebagian besar ide memang tidak pernah terwujud, termasuk terjadi pada mereka yang menginginkan idenya dibukukan. Saya sering ditanya soal ini: “Ide itu banyak, tetapi bagaimana mewujudkannya?”

Saya akan balik bertanya, “Adakah tujuan yang ingin Anda capai ketika menangkap dan memikirkan ide itu? Atau hanya sekadar ide berkelebat, lalu Anda tangkap?”

Kalau ada ide berkelebat, sengaja Anda tangkap, itu sama dengan menangkap burung sembarangan tanpa alasan. Sudah susah-susah diperoleh, Anda malah tidak tahu mau diapakan. Karena itu, tidak setiap ide memang harus ditangkap jika Anda tidak punya tujuan sama sekali dengan ide tersebut.

Saat ide ditangkap, Anda sebenarnya sedang memulai proses penciptaan mental. Penciptaan yang baru bersifat abstrak bahwa Anda akan menghasilkan sesuatu dengan menyelesaikan ide itu ke dalam bentuk tulisan. Tulisan bisa apa saja: fiksi, nonfiksi, atau faksi. Apa yang perlu diperhatikan bahwa tidak terjadi friksi di dalam pikiran atau hati Anda sehingga mengganggu jalannya eksekusi.

JANGAN ABAIKAN PROSES

Saya kembali mengulang proses standar dalam menulis:

PREWRITING > DRAFTING > REVISING > EDITING > PUBLISHING

Proses yang sangat menentukan ide Anda bisa dikembangkan adalah prewriting. Apa yang dilakukan pada pramenulis ini?

pramenulis

Jadi, ada lima aktivitas yang dilakukan dalam pramenulis. Setelah ide diperoleh, pada saat bersamaan Anda mengumpulkan pemikiran dan informasi serta menentukan tujuan penulisan. Ide itu mau dibuat apa?

Akan dibuat sebuah kisah, dibuat sebuah perenungan dan pembelajaran, dibuat sebuah motivasi, atau dibuat sekadar sebuah informasi penting. Bersamaan dengan itu, di benak Anda pun pasti sudah tergambar siapa pembaca sasaran tulisan Anda.

Selanjutnya, Anda tuangkan sebuah kalimat topik untuk mengonkretkan ide Anda. Kalimat topik harus mencakup tujuan dan pembaca sasaran. Contohnya:

“Tulisan saya ini memberi motivasi kepada para remaja untuk mulai merencanakan kebahagiaan hidupnya dengan 9 poin petunjuk.” 

Setelah kalimat topik dituliskan, selanjutnya tugas Anda adalah mengembangkan poin isinya dengan cara pemetaan pikiran. Contohnya, saya akan membuat judul kerja (working title): GUE PILIH BAHAGIA.

PETA PIKIRAN

Penampakan pengembangan pikiran saya pun mulai terlihat. Hanya ada yang saya simpan sementara yaitu 9 Cara untuk Bahagia. Saya pun telah menyiapkan beberapa bahan dan memburu bahan-bahan yang mungkin saya perlukan,

Setelah peta pikiran jadi hanya dari coretan-coretan, barulah sebuah kerangka atau outline disusun. Saya sering menyebutnya matriks outline atau frame work untuk memandu penulisan buku secara bertahap.

ini tentang eksekusi ide

Jika Anda memerlukan pendampingan untuk eksekusi ide secara bertahap, Anda boleh bersua saya dalam H48H PELATIHAN MENULIS BUKU LANGSUNG PRAKTIK LANGSUNG JADI Batch #2 pada tanggal 5-7 Juni. Anda bisa merencanakan hal ini sebelum bulan Ramadan tiba–menjadi saat tepat untuk Anda menuliskan buah pikiran Anda secara nyata.

H48HPOSTER2

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *