Berkebun Merek dengan Benih Buku

Menulis buku bagi seorang praktisi bisnis sudah menjadi fenomena keharusan. Hal ini menjadi bagian strategi penguatan merek diri maupun merek perusahaan/produk yang digagasnya. Buku-buku seperti ini akan terus ditulis dan diterbitkan karena memang akan turut mewarnai perjalanan intelektual sebuah bangsa.

Jika berkunjung ke toko buku, mungkin Anda tidak akan melewatkan display buku-buku baru ataupun buku best seller. Di antara buku-buku itu selalu terselip buku yang menguatkan personal brand seseorang ataupun brand image sebuah perusahaan. Personal brand atau brand image ini memang dapat dikuatkan melalui buku, seperti biografi/autobiografi, kisah sukses (success story), pemikiran, kiat sukses (how to), ataupun momentum (milestones).

Kecenderungan buku semacam ini akan terus hidup dan melahirkan banyak tokoh yang menabur benih buku, sekaligus perusahaan-perusahaan yang merasa sudah harus berkisah di dalam buku seperti halnya Toyota dengan The Toyota Way. Tercatat beberapa buku yang mengungkap kisah sukses perusahaan lokal, seperti Blue Bird Group, Cipaganti Group, Kaskus, dan Detik.com. Sudut pandang yang diusung dalam konteks membukukan bisnis ini memang bisa dua: Fokus pada pendiri/pemilik usahanya sebagai pribadi atau fokus pada perusahaannya yang mengalami perkembangan dan pertumbuhan signifikan.

Dari sebuah pesan BBM yang dikirimkan Bapak Achmad Sugiarto (Executive GM Divisi Multimedia Telkom) saya mendapatkan informasi diluncurkannya buku Paradox Marketing: Unusual Way to Win karya Arief Yahya, Dirut PT Telkom. Penerbitan buku semacam ini tentu saja makin menguatkan posisi Pak Arief sendiri sebagai Dirut Telkom karena menulis buku dan tentunya Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi papan atas. Di belakang penerbitan buku ini ada “pakar kebun merek” MarkPlus yang dibiakkan Hermawan Kartajaya.

Soal berkebun merek dengan benih buku ini pun menjadi bisnis sendiri dalam ranah writing & editing business plus desktop publishing sehingga ada penulis maupun perusahaan jasa penulisan yang memberikan layanan penulisan-penerbitan. Di Indonesia sebut saja nama, seperti Rhenald Kasali, Dodi Mawardi, Andrias Harefa, Alberthiene Endah yang kerap berkiprah membantu para praktisi bisnis maupun perusahaan untuk menerbitkan buku. Saya pun lewat TrimKom juga menyajikan layanan penulisan-penerbitan buku berbasis bisnis ini.

Di negara-negara maju, buku sudah lebih dulu menjadi pilihan untuk menaikkan prestise seseorang ataupun sebuah perusahaan.  Jay Conrad, dkk. dalam bukunya Guerrilla Publicity (2008) menyebutkan: “Menerbitkan buku akan melejitkan Anda ke strata tertinggi di kalangan tokoh-tokoh ternama. Ia memberi Anda lebih dari sekadar kredibilitas; segala ucapan Anda akan dipertimbangkan. Menulis buku membuat Anda diakui sebagai seorang ahli, pemimpin dalam bisnis Anda, bintang dalam bidang Anda. Ini sangat membantu ketika Anda meluncurkan dan mempromosikan produk atau jasa baru….”

Conrad memaparkan betapa penting sebuah buku dibangun bersamaan dengan sebuah merek bisnis. Namun, disadari juga memang tidak gampang mendorong para pemilik atau pelaku bisnis itu untuk menulis, apalagi menulis buku yang runtut, sistematis, sekaligus menarik untuk dibaca. Beberapa buku yang diterbitkan tokoh bisnis memang terkadang tidak mampu “berbunyi” seperti yang diharapkan dan hilang ditelan keriuhan buku-buku lainnya yang tampil lebih atraktif.

Dalam konteks berkebun merek dengan menebarkan benih buku ini perlu diingat bahwa kebanyakan penulisnya memang tidak menghasilkan uang dari penjualan buku tersebut, tetapi buku-buku itulah yang justru mampu mendongkrak karier mereka. Istilah yang saya ambil dari Pak Tung Desem Waringin adalah faktor kali. Karena itu, jangan heran jika sebuah buku yang ditulis praktisi bisnis, royaltinya dihibahkan. Mereka akan dapat berkali-kali lipat dari jasa training mereka, jasa konsultan, atau terkereknya merek mereka sehingga menghasilkan lebih dari sekadar royalti buku. Contoh anyar adalah buku Pak CT berjudul Chairul Tanjung si Anak Singkong. Buku ini paling tidak telah melambungkan sosok Pak CT melampaui sebelum buku itu terbit dan bukunya pun diminati–termasuk memberi peluang kepada para pembajak buku. Kalau dihitung dengan biaya iklannya di media milik CT Group, pasti tidak akan tertutupi dengan biaya royalti bukunya.

Buku itu memang luar biasa dampaknya. Bayangkan jika Anda seorang manajer di sebuah perusahaan, lalu menulis buku. Buku itu kemudian Anda berikan kepada GM ataupun direktur Anda. Dua hal yang bisa terjadi. Pertama, mereka iri sekali dengan kemampuan Anda menulis buku sehingga terkompori untuk menulis buku juga. Kedua, mereka akan bangga dengan Anda dan merasa Anda perlu diberi perhatian khusus dalam karier Anda. Memang bisa jadi ada yang ketiga yaitu cemoohan bahwa buku yang Anda buat biasa saja atau sudah banyak yang buat buku begitu—lontaran yang biasa keluar dari mulut para pecundang yang tidak menulis buku.

Tips Berkebun Merek dengan Benih Buku

Tertarik berkebun merek dengan menebarkan benih buku? Semoga tips ini membantu Anda untuk memulai memikirkan penguatan positioning, differentiation, dan brand Anda melalui buku.

  • Pikirkan dan temukanlah apa yang menjadi formula dari sebuah kesuksesan bisnis Anda. Visi, misi, dan nilai-nilai yang Anda anut baik sebagai pribadi ataupun sebagai organisasi adalah bahan awal yang akan menjadi dasar tulisan Anda. Selanjutnya, tentu milestones perjalanan bisnis Anda yang mengharu biru akan sangat menarik disajikan.
  • Apakah Anda memiliki formula dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dijabarkan dengan taktis serta menarik? Saya ambilkan contoh paling populer yaitu formula Cashflow Quadrant (E-S-B-I) karya Robert Kiyosaki. Anda sebagai wirausaha pasti akrab dengan formula sederhana ini. Formula ini lebih cepat ditangkap daripada Anda membuat formula dengan begitu banyak kaitan. Soal formula ini saya juga sempat membantu seorang praktisi di bidang pelayanan, Heri “Smile” Suchaeri, untuk membuat formula TOTAL Customer. Formula model ini seperti jembatan keledai yaitu bagaimana membuat pelanggan Tersenyum Optimistis Terkesan Antusias Loyal.
  • Bahan dasar Anda akan diwujudkan dalam draft atau outline. Berdasarkan teknik yang saya kembangkan tentang penulisan buku, Anda dapat memilih tiga jenis outline: 1) tahapan; 2) butiran; 3) mix tahapan-butiran.

Tahapan: Polanya bertahap sistematis sehingga alur pemikiran ataupun kisah yang hendak Anda sajikan akan disusun secara sistematis. Jika Anda hendak menjelaskan suatu kiat atau pemikiran, Anda perlu menjabarkan dari pengenalan hingga pendalaman. Walaupun demikian, ada juga pola tahapan yang tidak menyajikan pendalaman. Sebagai bagian dari taktik marketing, pola ini biasanya disajikan para trainer/motivator agar mereka yang menginginkan pendalaman dapat mengikuti training sang penulis.

Butiran: Pola ini banyak dipilih mereka yang berpikiran sederhana dan tidak ingin menyajikan pendalaman. Butiran terdiri atas kumpulan tulisan, baik berupa artikel ataupun esai. Biasa disebut book isn’t a book. Namun, populer juga orang-orang menyusun bukunya dari kumpulan tulisan dengan satu topik. Pola ini kerap juga menggunakan angka dalam penjudulan, misalnya 101 Ide Paradoks Marketing yang Mengguncang Pasar. Pola butiran memang mengesankan buku instans, cepat saji, atau bisa disebut fast book.

Mix Tahapan-Butiran: Pola ini termasuk ideal dengan menggabungkan penyajian secara bertahap dan sistematis, lalu dimasukkan penjabaran secara butiran. Anda lebih baik memilih pola ini sebagai pola yang populer dilakukan banyak penulis buku bisnis akhir-akhir ini. Setiap bahasan dari satu bab dipecah menjadi sub-subab dan setiap subbab dijelaskan dengan sangat ringkas. Beberapa bagian tulisan dilengkapi dengan pengayaan (enrichment) yang menambah daya tarik buku.

  • Tuliskanlah apa yang Anda pikirkan setelah outline tersusun dari bagian mana pun yang Anda sukai atau Anda telah memiliki bahan yang cukup (data, fakta, pengalaman, buku-buku, sumber internet). Jangan pikirkan soal tata bahasa ataupun penyajian, menulis terus untuk menyelesaikan. Soal revisi dan editing baru dilakukan setelah satu naskah utuh terselesaikan.
  • Tetapkan satu tujuan dan satu momentum mengapa Anda harus menyelesaikan buku tersebut. Momentum penting, misalnya hari ulang tahun Anda, hari ulang tahun perusahaan Anda, hari ulang tahun perkawinan Anda, tanggal Anda memulai karier, dan sebagainya. Dorongan momentum ini sebagai deadline bagi Anda untuk menyelesaikan buku Anda sesegera mungkin. Naskah utuh yang telah selesai memerlukan waktu paling tidak 1,5 bulan untuk penggarapan editorial, tata letak, dan pencetakannya. Anda harus menghitung mundur setiap kerja penggarapan ini.
  • Jika Anda masih kurang pe-de untuk menuliskannya atau Anda harus mengalokasikan waktu yang sulit Anda taati, Anda dapat merekrut seorang penulis pendamping (co-writer) atau penulis bayangan (ghost writer). Penulis pendamping ibarat mitra Anda untuk menulis dan namanya akan tercantum kedua setelah nama Anda sebagai penulis. Penulis bayangan juga mitra Anda, tetapi namanya tidak akan turut ada di sampul buku karena ia hanya membantu Anda mengalirkan gagasan dalam bentuk tulisan dan ia tidak memerlukan publikasi atas dirinya. Jika ingin lebih mudah, Anda dapat menggunakan jasa publishing service seperti DIXI.
  • Siapkan buku-buku pembanding, buku-buku kompetitor bertopik sama yang ditulis orang lain agar Anda dapat menyajikan pembeda. Banyak unsur pembeda yang dapat Anda tampilkan dalam penyajian buku Anda, misalnya adanya formula, pola outline, adanya materi visual (gambar, ilustrasi, infografik), adanya nilai tambah (CD, bonus, dsb.), model tata letak, dan juga up-date bahan yang Anda sajikan, baik dengan contoh-contoh maupun studi kasus.
  • Buatlah daftar tokoh-tokoh pemberi testimoni yang dapat memberi “bobot” terhadap buku Anda sebagai buku layak baca. Pilih salah satu tokoh yang paling berkompeten untuk memberikan kata pengantar.
  • Jangan berhenti menulis pada satu buku karena sebaiknya Anda sudah merencanakan 2-3 buku lainnya. Satu buku tidak membuat merek Anda berkembang dan bertumbuh lebih baik meskipun buku itu menghasilkan efek yang kuat. Dengan perkembangan dan perubahan drastis di berbagai bidang kini dalam waktu relatif pendek, buku Anda hanya akan bertahan 1-3 tahun.
  • Terakhir, jangan abaikan promosi lewat jejaring media sosial untuk buku Anda dan juga merencanakan buku Anda terbit secara digital (e-book) selain juga diterbitkan secara tradisional sebagai buku kertas. Judul menjadi sangat penting; desain kover buku juga tidak kalah penting; lalu event untuk mengenalkan buku Anda pun tidak kalah pentingnya walaupun itu sekadar ngobrol di sebuah kafe diiringi musik akustik.

Berkebun merek dengan menebar benih buku memang bukan pekerjaan yang gampang. Namun, prosesnya dapat disederhanakan secara taktis apabila Anda dapat memancing pengalaman, pengetahuan, serta informasi dalam genggaman Anda keluar menjadi sebuah gagasan naskah buku. Apa yang penting ini tidak boleh sekadar menjadi impian karena tahun 2013 sudah di depan mata untuk menancapkan momentum buku bisnis Anda. Eksekusi segera! [BT]

©2012 oleh Bambang Trim

Komporis Buku Indonesia ~ Tukang “kompor” yang membuat orang mau dan mampu menulis buku.

SMS/WA 081519400129 | Pin BB 749FE40E

4 thoughts on “Berkebun Merek dengan Benih Buku”

  1. Pingback: Buku adalah Kartu Nama | Manistebu

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *